MANAJEMEN MUTU DALAM PENDIDIKAN
Ahmad Rusdi[1]
NIM: O 100 110 001
Abstrak
Persaingan didunia pendidikan maupun di dunia bisnis yang
sangat pesat sekali, sehingga persaingan
untuk mencapai puncak sangat ketat. Namun semua itu akan dapat ditempuh dengan
cara yang baik, sehingga pada saat ini dibutuhkannya pengaturan yang rapi dan
persaingan yan seimbang agar dapat menjadi peserta yang tidak tertinggal jauh
dibelakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang direncanakan dan terprogram
untuk merubah manusia agar mencapai kesejahteraan yang sesungguhnya, sedangkan
dalam pendidikan terdapat banyak faktor atau elemen-elemen, yang harus
disingkronnkan dan harus digerakkan,
sehingga membutuhkan pengaturan dan penataan secara administrasi atau
manajemen. Manajemen pendidikan adalah usaha bersama sekelompok orang-orang
yang terencana, terorganisasi, terarah dan terkontrol dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan, dalam
melaksan manajemen pendidikan didalamnya terdapat manajemen mutu,
yang
dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam
proses produksi dalam arti output sekolah. Manjemen mutu terpadu
pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada
pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian
tanggung jawab dengan para pegawai dan pengurangan pekerjaan tersisa dan
pengerjaan kembali. Pendidikan yang dijalankan disekolah-sekolah sudah
seharusnya menjalankan prinsip-prinsip manajemen mutu dalam pendidikan agar
tercapainya tujuan pendidikan yang dicanangkan pemerinta maupun yang diinginkan
oleh masyarakat pada umumnya
A. Pendahuluan
ISO/IWA-2 mendefinisikan produk sebagai
‘education service’ dan pelanggan adalah ‘learner’. Definisi ini sebetulnya
terlalu sempit dan membawa implikasi yang tidak menguntungkan dalam penerapan
sistem manajemen mutu di beberapa jenis organisasi pendidikan. Definisi yang lebih mengena tentang
produk dalam sekolah adalah edukasi: pengetahuan, kemampuan dan nilai-nilai
yang tertanam dalam diri siswa. Edukasi adalah output paling akhir dari seluruh
mata rantai pendidikan dan merupakan produk utama.[2]
Kemajuan
suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM bangsa tersebut. Kualitas SDM
tergantung pada tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa.
Pendidikan yang visioner, memiliki misi yang jelas akan menghasilkan keluaran
yang berkualitas. Dari sanalah pentingnya manajemen pendidikan diterapkan. Manajemen
pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan
pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya,
banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam
pengelolaan pendidikannya.
Dalam
perkembangannya, manajemen pendidikan memerlukan Good Management Practice untuk
pengelolaannya. Tetapi pada prakteknya, ini masih merupakan suatu hal yang
elusif. Banyak penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa hal tersebut
bukanlah suatu hal yang penting.[3]
B.
Kajian Jurnal Terdahulu
Saungakang, dalam jurnalnya penelitiannya bahwa dalam rangka meningkatkan
mutu sekolah pada era disentralisasi pendidikan, sekolah sebagai institusi
mampu mengambil dan menetapkan kebijakan secara otonom, ini berarti pemerintah
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sekolah untuk memberikan layanan
yang sebaik-baiknya kepada semua pelanggan sekolah baik yang primer, sekunder
maupun yang tersier. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), adalah suatu pendekatan
politik yang bertujuan me-redisain pengelolaan sekolah dengan memberikan
kewenangan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk melakukan dan mempertahankan kondisi sekolah yang ada, melakukan
perbaikan semua kinerja sekolah dan meningkatkan kearah yang lebih baik,
efektif, efisien, berkualitas, inovatif, relevan, memperhatikan unsur
pemerataan, dan menyempurnakan akses pendidikan. Sedangkan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), dirancang dalam rangka otonomi
sekolah yang lebih luas untuk mengelola semua fasilitas dan semua sumber daya
yang dimiliki sekolah dengan partisipasi masyarakat yang penuh terfokus
untuk mewujudkan mutu sekolah seperti yang diinginkan. Mutu pendidikan hanya dapat diwujudkan
oleh semua komponen pendidikan, mulai dari unsur pimpinan lembaga, tenaga
kependidikan, peserta didik, orang tua siswa, masyarakat, dan semua stake
holders dengan mengambil peran masing-masing secara aktif dengan menerapkan
pendekatan Manajemen Mutu Terpadu (MMT).[4]
Ahmad
Alqorni, dalam jurnalnya mengatakan bahwa dalam era globalisasi, persaingan
dalam bisnis akan sangat ketat baik di
dalam negeri maupun di pasar
internasional / global. Setiap interprize yang
akan tumbuh atau setidaknya
servive harus mampu
menghasilkan produk dengan kualitas
yang lebih baik, harga yang lebih murah,
pengiriman cepat dan pelayanan yang
lebih baik kepada pelanggan dibandingkan
dengan pesaing. Dalam rangka untuk dapat mencapai ke tujuan di atas, perusahaan
harus menerapkan Total Quality
Management (TQM) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan terus
menerus untuk memuaskan pelanggan.[5]
Theresia
Kristianty, dalam jurnalnya mengatakan
bahwa ada empat belas butir pemikiran tentang peningkatan
mutu suatu organisasi yang
diusulkan Deming diharapkan dapat iterapkan dalam upaya peningkatan mutu manajemen pendidikan di
Indonesia. Dari keempat belas
butir pemikiran Deming tersebut, unsur kepemimpinan merupakan unsur utama.[6]
C.
Fokus Penelitian
Dalam dunia pendidikan dewasa
ini sudah tidak asing lagi dengan yang dinamakn manajemen pendidikan yang
dulunya istilah manajemen hanya dikenal dalam dunia bisnis. Walaupun sama
istilah yang digunakan pasti tetap berbeda karna dipengaruhi oleh beberapa
faktor, sehingga Manajemen Mutu Dalam Pendidikan mempunyai bentuk tersendiri.
D.
Pembahasan
1.
Pendidika
Menurut
kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat
imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara
atau perbuatan mendidik. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.[7]
Menurut
UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.[8]
Menurut penulis, Pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli tentang pendidikan bisa disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
yang direncanakan dan terprogram untuk merubah manusia untuk mencapai
kesejahteraan yang sesungguhnya. Sehingga dalam kehidupan manusia pada hakekatnya
sangat membutuhkan yang namanya pendidikan, dikarnakan pendidikan adalah suatu
proses yang dilalui seseorang untuk mendapatkan tujuan hidup manusia, sedangkan
manusia sendiri pasti mempunyai tujuan yang diinginkan. Karna pendidikan suatu
yang terprogram dan direncanakan baik secara formal maupun non formal, maka
sudah sepantasnya proses pendidikan itu dimenej dengan baika.
2.
Manajemen Pendidikan
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen
mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa
latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa
Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.
Menurut
Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti
bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan
orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.[9]
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur
manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga
pengertian yaitu :
1.
Manajemen sebagai suatu proses,
2.
Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai
suatu ilmu pengetahuan (Science)
1. Fungsi Manajemen
Pada
umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan
(directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi
pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf).[10]
Manajemen Pendidikan dalam
kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan bahwa istilah manajemen berasal dari
“administratie” yang berarti tata-usaha. Dalam pengertian manajemen tersebut,
administrasi menunjuk pada pekerjaan tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah
yang menyebabkan timbulnya contoh-contoh keluhan kelambatan manajemen yang
sudah disinggung, karena manajemen dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan
tulis-menulis.[11]
Menurut penulis, disimpulkan bahwa manajemen pendidikan
adalah usaha bersama sekelompok orang-orang yang terencana, terorganisasi,
terarah dan terkontrol dengan baik,
sehingga dalam proses pendidikan dapat mencapai tujuan pendidikan yang
sesungguhnya.
3.
Manajemen Mutu Dalam Pendidkan
A.
Konsep
Dasar Manajemen Mutu
Menurut Moefti
Wiriadihardja (1987: 30), manajemen adalah mengarahkan/memimpin sesuatu daya
usaha melalui perencanaan,pengorganisasian, pengkordinasian dan pengendalian
sumber daya manusia dan bahanditujukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukansebelumnya. Sedang Syafaruddin (2005: 42)
mendefinisikan manajemen sebagai
suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama
para anggota untuk mencapai tujuanorganisasi secara efektif dan efisien. Dari
dua pengertian di atas, dapat dipahami
bahwa manajemen adalah sekelompok
orang yang teorganisasi untuk mencapai tujuan.
Sedangkan mutu,
secara essensial digunakan untuk menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau
penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (product) dan/atau jasa
(service) tertentuberdasarkan pertimbangan obyektif atas bobot dan/atau
kinerjanya (AanKomariah dan Cepi Triatna, 2005:9). Jasa/pelayanan
atau produk tersebutdikatakan bermutu apabila minimal menyamai bahkan melebihi
harapan pelanggan.
Manajemen mutu dimaksudkan untuk mencegah dan
mengurangi resikoterjadinya kesalahan dalam proses produksi, agar setiap
langkah yangdilaksankan selama proses produksi dapat berjalan dengan baik.
B. Berorientasi pada
Kepuasan Pelanggan
Apabila kata mutu digabungkandengan kata
pendidikan, berarti menunjuk kepada kualitas product yang dihasilkan lembaga pendidikan atau
sekolah. Yaitu dapat diidentifikasi dari
banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun yang lain, serta lulusannya relevan
dengan tujuan (Aan Komariahdan Cepi Tiratna, 2005: 8) Jadi pendidikan ialah suatu usaha yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain untuk mendapatkan prestasi. Jadi, manajemen mutu bukanlah
seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan seperangkat
prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja (Mohammad
Ali, 2007: 344.
Praktek
penyelenggaraan pendidikan dapat dikiyaskan dengan proses produksi dalam sebuah
perusahaan (industri). Hanya saja, produkyang dihasilkan lembaga pendidikan dalam
bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai
perusahaan jasa.(Mohammad Ali, 2007: 346). Dari prespektif ini,
mutu dan kualitaslayanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran mutu sebuah lembagapendidikan.
Yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan. Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa,
mutu lembaga pendidikan dapat diukur dari pelayanan yang diberkan oleh
pengelola pendidikanbeserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai
dengan standar mutu tertentu (Mulyasa, 2005: 226), bukan hanya dalam bentuk
kualitas lulusannya. Pendidikan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat
darikualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu
memenuhi dan melayani kebutuhan pelanggan sesaui dengan standar mutu yang
berlaku. Yang dimaksud pelanggan di sini adalah pelanggan internal, yaitu guru
dan tenaga kependidikan lainya, dan pelanggan eksternal yaitu peserta didik dan
pihak-pihak terkait di luar lembaga pendidikan tersebut. Dengan demikian,
sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan
melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang
terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja
pengguna lulusan. Untuk memberikan jaminan terahadap mutu dan kualitas, lembaga
pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya.
Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya mensinergikan berbagai komponen
untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang dikelolanya agar dapat
menjalankan tugas dan fungsi kependidikan. Kerjasama dengan komponen sekolah
dimaksudkan untuk melibatkan dan memberdayakan mereka dalam proses organisasi
baik dalam pembuatan keputusan mupun pemecahan masalah. Oleh karena itu, pada
saat ini telah menggejala hampir di seluruh dunia sebuah cara untuk meningkatkan
mutu pendidikan yaitu school based management yang diIndonesia dikenal dengan
istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).Pada sistem MBS, sekolah dituntut
secara mandiri untuk menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas,
mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik
kepada masyarakat maupun pemerintah (Mulyasa, 2004: 24).
Keberhasilan manajemen mutu dalam dunia pendidikan
(sekolah)dapat diukur tingkat kepuasaan pelanggan. Sekolah dapat
dikatakanberhasil jika mampu memberikan layanan sesuai harapan
pelanggan.Menurut Depdiknas (1999), sebagaimana dikutip Syafaruddin (2005:289),
menyebutkan 4 (empat) hal yang merupakan cakupan keberhasilanmanajemen sekolah,
yaitu :
1. Siswa puas dengan layanan sekolah, yaitu dengan pelajaran
yangditerima, perlakuan guru, pimpinan, puas dengan fasilitas yangdisediakan
sekolah atau siswa menikmati situasi sekolah dengan baik
2. Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap
anaknya,layanan yang diterimanya dengan laporan tentang perkembangankemajuan
belajar anaknya dan program yang dijalankan sekolah
3. Pihak pemakai lulusan
puas karena menerima lulusan dengan kualitastinggi dan sesuai harapan, dan
4. Guru dan karyawan
puas dengan layanan sekolah, dalam bentukpembagian kerja, hubungan dan
komunikasi antar guru/pimpinan,karyawan, gaji/honor yang diterima dan
pelayanan.[12]
E.
TQM Dalam Pendidikan
Manajemen Mutu Terpadu yang
diterjemahkan dari Total Quality Management (TQM) atau disebut pula
Pengelola Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan mutu pendidikan melalui
peningkatan mutu komponen terkait. M. Jusuf Hanafiah mendefinisikan :
Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah
suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan
suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. Pendekatan ini
bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. (M. Jusuf Hanafiah, dkk ;
1994 : 2)
1. Komponen Mutu Pendidikan
Komponen yang terkait dengan
mutu pendidikan yang termuat dalam buku Panduan Manajemen Sekolah (2000, 191)
adalah 1) Siswa : kesiapan dan motivasi belajar, 2) guru : kemampuan
profesional, moral kerjanya (kemampuan personal), dan kerjasamanya (kemampuan sosial),
3) Kurikulum : relevanasi konten dan operasionalisasi proses pembelajarannya,
4) dan sarana dan prasarana : kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses
pembelajaran, 5) Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan, dan perguruan tinggi)
: partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah. Mutu
komponen-komponen tersebut di atas menjadi fokus perhatian kepala sekolah.
Sebagai unit layanan jasa, maka
yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah 1) pelanggan internal : guru,
pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi, 2) Pelanggan eksternal
terdiri atas : pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua,
pemerintah dan masyarakat), pelanggan tertier (pemakai, penerima lulusan baik
di perguruan tinggi maupun di dunia usaha)
2. Teknik Peningkatan Mutu
Adapun penyusunan program peningkatan
mutu dengan mengaplikasikan empat teknik ; school riview, benchmarking,
quality assurance, dan quality control.
a. School
review merupakan
suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan
orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk mengevaluasi dan menilai
efektifitas sekolah, serta mutu lulusan. School review akan menghasilkan
rumusan tentang kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa,
serta rekomondasi untuk pengembangan program tahun mendatang.
b. Benchmarking
merupakan suatu
kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan dicapai suatu periode
tertentu, harus mampu menjawab. Seberapa baik kondisi kita ?, harus menjadi
seberapa baik ?, dan bagaimana cara untuk mencapai yang baik tersebut ?
c. Quality
assurance merupakan
suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah berlangsung
sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat dideteksi adanya
penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik menekankan pada monitring yang
berkesinambungan. Quality assurance akan menghasilkan informasi,
yang merupakan umpan balik bagi sekolah dan memberikan jaminan bagi orang
tua siswa bahwa sekolah senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
d.
Quality control merupakan suatu sistem untuk
mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan
standar quality control memerlukan indikator kualitas yang jelas dan
pasti, sehingga dapat ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.
Dalam aplikasinya, istilah mutu terpadu
terhadap disebut pula Total Quality Education (TQE). Dalam konteks
aplikasi konsep manajemen mutu terpadu pendidikan ditegaskan Edward Sallis
bahwa : ”Total Quality Management is a philosophy improvement, which can
provide any educational institution with a set of practical tools for meeting
and exceeding present and future customers need, wants and expectation”.
(Edward Sallis 1994 : 14). Definisi
tersebut menjelaskan manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama.
Pertama, sebagai suatu filosofi dari perbaikan terus menerus (continous
improvement) dan kedua, berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti
”brainstorming” dan ”force field analysis” (analisis kekuatan tindakan
manajemen untuk mencapai kebutuhan dan harapan pelanggan). Berarti manajemen
mutu dalam pendidikan dapat saja disebutkan ”mengutamakan pelajar” atau
”program perbaikan sekolah” yang mungkin dilakukan secara lebih kreatif dan
konstruktif. Penekanan yang paling penting bahwa mutu terpadu dalam programnya
dapat mengubah kultur sekolah. Para pelajar dan orang tuanya menjadi tertarik
terhadap perubahan yang ditimbulkan manajemen mutu terpadu melalui berbagai
program perbaikan mutu.
Aplikasi TQM dalam satuan pendidikan
dapat pula disebut Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro (1995)
yang dikutip Jalal dan Supriyadi (2001) dengan lima pilar, yaitu :
a. fokus kepada
pelanggan baik internal maupun eksternal,
b. adanya keterlibatan
total,
c. adanya ukuran baku
mutu lulusan sekolah
d. adanya komitmen dan
e. adanya perbaikan yang
berkelanjutan.
Pendapat lain tentang mutu terpadu
dalam pendidikan oleh Franklin P Schargel (1994 : 2) menegaskan bahwa :
Total Quality Education is a process
which involves focussing on meeting and exxceding customer expections,
continous improvement sharing responsibilities with employers, and reducting
scrap and rework”.
(Franklin P. Schargel 1994 : 2)
Dalam hal ini, mutu terpadu pendidikan
dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian
kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian
tanggung jawab dengan para pegawai dan pengurangan pekerjaan tersisa dan
pengerjaan kembali (ulang).[13]
Penulis berpendapat bahwa manajemen mutu dalam pendidikan adalah sebuah
regulasi penjaminan mutu kependidikan yang akan dihasilkan dari proses
pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelkanggan pendidikan, dalam
halini adalah wali murid, masyarakat dan negara.
F.
Penutup
1.
Kesimpulan
a.
Pendidikan adalah usaha sadar yang direncanakan dan
terprogram untuk merubah manusia untuk mencapai kesejahteraan yang
sesungguhnya.
b.
Manajemen pendidikan adalah usaha bersama sekelompok
orang-orang yang terencana, terorganisasi, terarah dan terkontrol dengan baik.
c.
Manajemen mutu
dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi resikoterjadinya kesalahan dalam
proses produksi.
d.
Mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai suatu proses
yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan
pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan para
pegawai dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali.
G.
Daftar Pustaka
Akdon,
2004, Pengembangan Sekolah di Era Desentralisasi Otonomi Daerah, Mutiara Ilmu, Bandung.
Fattah,
2003, Konsep Managemen Berbasis Sekolah dan Dewan sekolah, Pustaka Bani Quraisy, Bandung.
Sallis,
2006, Total Quality Management in Education: Manajemen Mutu Pendidikan:Alih
Bahasa oleh Ahmad Ali Riyadi, Ircisod, Yogyakarta.
Umaedi,
2000, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Dirjen Dikdasmen,
Depdiknas, Jakarta.
Suardi,
Rudi (2001) Sistem manajemen mutu ISO 9000:2000 penerapannya untuk
mencapai TQM. Jakarta: PPM.
Tjiptono,
Fandy dan Anastasia Diana. (1995). Total quality management (TQM).
Yokyakarta: Andi Offset.
Winarta,
Frans Hendra. (2000). Fit and proper test yang ideal. Harian Suara Pembaharuan. Edisi Jum’at, 14 Juli 2001.
http://saungakang.multiply.com/journal/item/8/MANAJEMEN-PENINGKATAN-MUTU?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Dsiakses pada tanggal 8 Oktober 2012 jam 16:18 WIB.
http://www.ibrosys.com/manajemen-mutu/116-manajemen-mutu-pendidikan-definisi-produk-dan-pelanggan-iwa-2.html diakses pada tanggal 7 Oktober 2012 Jam 14:21.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/28/manajemen-pendidikan-di-indonesia/ Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012 jam 15:18 WIB
http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/manajemen-mutu-terpadu-total-quality-management/ diakses pada tanggal 8 Oktober 2012 Jam 16 21 WIB.[1]
http://jurnal.undaris.ac.id/index.php/fkip/article/view/20 Diakses pada tanggal 8 Oktober 20 12 Jam 16:36
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 jam 18:22 WIB
http://www.slideshare.net/smpbudiagung/undang-undang-no-20-tahun-2003 Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 jam 18:25 WIB
http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pada jam 18:49 WIB.
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pada jam 18:47 WIB.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/
diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pada jam 18:54 WIB.
http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan
diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 Jam 19:11 WIB.
http://blog.tp.ac.id/media-teknologi-dan-pembelajaran
Dsiakses pada tanggal 8 September 2012 jam 14:18 WIB.
http://blog.tp.ac.id/pengertian-pengukuran-penilaian-pengujian-evaluasi-dan-asesmen
Dsiakses pada tanggal 8 September 2012 jam 13:18 WIB.
http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/manajemen-mutu-terpadu-total-quality-management/
diakses pada tanggal 8 September 2012 Jam 16 21 WIB.
[1] Mahasiswa Proggram Manajemen Pendidikan
Islam, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[2] http://www.ibrosys.com/manajemen-mutu/116-manajemen-mutu-pendidikan-definisi-produk-dan-pelanggan-iwa-2.html diakses pada tanggal 7 Oktober 2012 Jam
14:21.
[3] http://edukasi.kompasiana.com/2010/12/28/manajemen-pendidikan-di-indonesia/ Diakses pada tanggal 8 Oktober 2012 jam
15:18 WIB
[4] http://saungakang.multiply.com/journal/item/8/MANAJEMEN-PENINGKATAN-
MUTU?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Dsiakses pada tanggal 8 Oktober 2012 jam
16:18 WIB.
[5] http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/manajemen-mutu-terpadu-total-quality-management/ diakses pada tanggal 8 Oktober 2012 Jam
16 21 WIB.
[6] http://jurnal.undaris.ac.id/index.php/fkip/article/view/20 Diakses pada tanggal 8 Oktober 20 12 Jam 16:36
[7] http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 jam
18:22 WIB
[8] http://www.slideshare.net/smpbudiagung/undang-undang-no-20-tahun-2003 Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 jam
18:25 WIB
[9] http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pada
jam 18:49 WIB.
[10] http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pada
jam 18:47 WIB.
[11] http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2012 pada
jam 18:54 WIB.
[12] http://www.slideshare.net/anannur/manajemen-mutu-dalam-pendidikan diakses pada tanggal 10 Oktober
2012 Jam 19:11 WIB.
[13] http://manciwaringin.sch.id/mancwn/berita-132-total-quality-management-dalam-pendidkan.html Dsiakses pada tanggal 10 Oktober 2012 jam 19:23 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar